PEMANFAATAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU (HHBK) PEMBUATAN SANGKAR BURUNG
Menurut Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.35 / Menhut-II/2007 Pasal 1 Ayat 3 Hasil Hutan Bukan Kayu yang selanjutnya disingkat HHBK adalah hasil hutan hayati baik nabati maupun hewani termasuk produk budidaya kecuali kayu yang asalnya dari hutan.
Sedangkan menurut UU Nomor
41, hasil hutan adalah benda-benda hayati, non hayati, dan turunan nya serta
jasa yang berasal dari hutan. Hasil hutan dimaksud terdiri dari:
Hasil nabati dengan turunan antara lain kayu,
rotan, rumput-rumputan, tanaman obat, bambu, jamur, getah, hingga hasil
tumbuhan; Hasil hewani dengan turunannya meliputi satwa liar dan hasil
penangkaran, satwa elok, satwa buru, hingga bagian yang dihasilkan oleh
hewan-hewan di hutan; Benda non hayati dalam aspek ekologi adalah kesatuan
ekosistem beserta organ hayati penyusun hutan yang meliputi air, udara bersih
hingga barang lain namun tidak termasuk barang tambang; Jasa yang di
dapat dari hutan seperti jasa wisata, jasa keunikan dan keindahan, jasa
perburuan serta jasa lain nya; Hasil produksi yang di dapat dari hasil
pengolahan bahan mentah yang asal nya dari hutan, yang merupakan produksi
primer seperti kayu bulat, kayu gergaji, kayu lapis serta pulp.
Di Desa Kalisat,Kecamatan Bungkal terdapat industry pengrajin sangkar burung
skala rumahan. Bahkan usaha pengrajin sangkar burung ini merupakan usaha turun
temurun.Industri rumah tangga ini mampu menjadi solusi untuk masyarakat dengan
cara melibatkan diri sebagai langkah transformasi non pertanian guna meningkatkan dan memenuhi
kebutuhan keluarga. Home industry merupakan lapangan pekeraan yang tidak
memerlukan pendidikan tinggi dan modal yang besar. Home industry yang paling
banyak diminati adalah industry kerajinan. Salah satunya yaitu industry sangkar
burung. Proses produksi merupakan salah satu bentuk kegiatan yang penting dan
sangat menentukan jalannya industry secara keseluruhan. Dalam 1 (satu) hari dapat menghasilkan 2-3
sangkar burung, dengan harga Rp 40.000 - 45.000,-/sangkar Cat polos Kelangsungan
proses produksi sangat dipengaruhi oleh kelancaran bahan baku. Bahan baku yang
digunakan untuk proses produksi sangkar burung sangat mudah didapat di daerah
Bungkal, Yaitu Bambu,Kayu sengon, dan rotan.
Pemasaran produk sangkar burung meliputi daerah Ponorogo, Madiun, Trenggalek,
Tulungagung, Pacitan, Solo, Jogyakarta, Semarang dan Bali.. Kondisi sulit dialami
oleh para pengrajin sangkar burung selama pandemi, hal tersebut dikarenakan omset
yang menurun. Penurunan omset selama pandemic dipengaruhi oleh menurunnya roda ekonomi
pada masyarakat saat pandemi. Kondisi saat ini berangsur-angsur membaik setelah
3 (tiga) tahun. Hal ini ditandai dengan adanya peningkatan minat beli para
konsumen.
Sekarang pemasaran sangkar burung sudah mulai membaik, sehingga meningkatkan ekonomi masyarakat bahkan dapat untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari dan membiayai sekolah anak.
Hasil hutan bukan kayu (HHBK) adalah hasil hutan hayati baik
nabati maupun hewani beserta produk turunan dan budidaya kecuali kayu yang
berasal dari hutan ( Permenhut No.35 Tahun 2007). Pengertian lainnya dari hasil
hutan bukan kayu yaitu segala sesuatu yang bersifat material (bukan kayu) yang
diambil dari hutan untuk dimanfaatkan bagi kegiatan ekonomi dan peningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Hasil hutan bukan kayu pada umumnya merupakan hasil
sampingan dari sebuah pohon, misalnya getah, daun, kulit, buah atau berupa
tumbuhan-tumbuhan yang memiliki sifat khusus seperti rotan, bambu dan
lain-lain. Pemungutan hasil hutan bukan kayu pada umumnya merupakan kegiatan
tradisionil dari masyarakat yang berada di sekitar hutan, bahkan di beberapa
tempat, kegiatan pemungutan hasil hutan bukan kayu merupakan kegiatan utama
sebagai sumber kehidupan masyarakat sehari-hari.
Hasil hutan bukan kayu telah lama diketahui menjadi komponen
penting dari kehidupan masyarakat sekitar hutan. Bagi sebagian besar penduduk,
hasil hutan bukan kayu merupakan salah satu sumber daya penting dibandingkan
kayu. Banyak rumah tangga di sekitar kawasan hutan ini, menggantungkan hidupnya
terutama pada hasil hutan bukan kayu sebagai kebutuhan sampingan (subsistem)
dan atau sebagai sumber pendapatan utama.