Senin, 24 Februari 2020

Mengenal Hasil Hutan Bukan Kayu ( HHBK )


Indonesia dikenal sebagai Negara yang memiliki hutan terluas di dunia. Luas hutan Indonesia sekitar 141,8 Juta hektar. Data ini menyebutkan luas hutan Indonesia  menempati urutan ke – 9 terluas di dunia. Keanekaragaman hayati yang di kandung oleh hutan Indonesia sangatlah melimpah. Indonesia juga memiliki potensi ekonomi yang sangat tinggi, mulai dari potensi hutan yang bersifat kayu , maupun potensi hutan bukan kayu.
      Menurut Undang-undang No.41 tahun 1999,HHBK terdiri dari benda- benda hayati yang  berasal dari flora dan flauna yang hidup di hutan. Selain itu , HHBK juga meliputi jasa air, udara, dan manfaat tidak langsung dari hutan.
      Menurut Peraturan Menteri Kehutanan No.35 tahun 2007, HHBK  adalah hasil hutan baik nabati atau hewani serta produk turunan dan budidayanya, kecuali produk kayu yang bersal dari hutan.
Hutan merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki nilai ekonomi, ekologi, dan social yang tinggi. Hutan alam tropika juga berfungsi sebagai paru-paru dunia dengan system penyangga kehidupan, sehingga kelestariannya harus di jaga dan dipertahankan dengan membangun hutan yang tepat.

MANFAAT dan KLASIFIKASI HASIL HUTAN BUKAN KAYU

Hasil hutan bukan kayu adalah hasil biologi selain kayu yang  diperoleh dari hutan. Segala sesuatu yang bersifat material dan di ambil dari hutan untuk di manfaatkan bagi kegiatan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarak.
      Produk hutan bukan kayu memiliki potensi pengembangan dan pemanfaatan yang menjajikan. Salah satu contohnya adalah mengurangi penebangan pohon guna mengambil produk kayu kayu hutan. Adanya penurunan penebangan pohon, maka secara langsung maupun tidak langsung akan mengurangi jumlah emisi karbon.
      Hasil hutan bukan Kayu juga memberi kesempatan bagi masyarakat sekitar hutan untuk meningkatkan pendapatan, memperluas lapangan kerja, meningkatkan nilai tambah dan pendapatan Negara, serta pemerataan pembanguan daerah melalui pemanfaatan HHBK.


PENGEMBANGAN HHBK
 ·     Pengembangan HHBK dibutuhkan agar manfaat terjadi secara nyata untuk kesejahteraan masyarakat   
 ·     Pengembangan HHBK tidak terbatas pada hutan dalam kawasan, tetapi mungkin pada HHBK yang berasal dari luar kawasan hutan yaitu dari Hutan Rakyat.
MANFAAT HHBK
          ·        Mengurangi ketergantungan pada hasil hutan kayu.
          ·        Meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar kawasan hutan.
          ·        Terciptanya lapangan kerja sector kehutanan Karen amembutuhkan sumber daya manusia untuk melakukan proses pemungutan, pengolahan, pemasaran, dan pembudidayaannya.
         ·         Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melestarikan hutan.                                ·        Meningkatkan devisa Negara sector kehutanan selain dari kayua dan jasa lingkungan.

     KEGUNAAN HHBK 
        ·          Secara garis besar, HHBK mempunyai kegunaan sebagai bahan baku pangan, minyak, gula, kareat, serat, parfum, kosmetik, dupa, obat, dan perkakas rumah tangga.

       ·            Bahan pangan dapat disubtitusi dari HHBK missal sagu, kolang-kaling, rebung bamboo, mbote, dan sukun
       ·            Bahan minyak dari biji kemiri, biji nyamplung, biji ketapang.
       ·            Bahan gula di buat dari nira, yang berasal dari pohon arean, lontar, dan nipah.
       ·            Bahan parfum di buat dari bahan baku gaharu.

    KESIMPULAN
       -         Pengembangan HHBK tidak menimbulkan kerusakan hutan.
       -     Dalam pengelolaan dan pemanfaatan produk HHBK sekitar hutan dan meminimalisir laju kerusakan hutan yang terus meningkat.